Tidak hanya anak-anak yang sudah bersekolah yang menyukai cerita atau dongeng, bayi dan balita juga ternyata menyukainya. Tidak seperti anak usia sekolah, mereka sudah bisa membaca sendiri ceritanya. Bayi dan Balita perlu didongengi dengan cara yang berbeda.
Mendongeng Untuk Bayi
- Tak ada metode khusus untuk mendongengi bayi. Di usia baru lahir sebenarnya sudah bisa diceritakan dongeng. Namun, responsifnya baru terlihat ketika bayi berusia 6 bulan. Atau jika dia sudah bisa di dudukan karena di usia ini bayi sudah mulai berkonsentrasi walaupun hanya sebentar.
- Gunakan media yang terlihat/visual berupa buku kardus kain, mainan, buah-buahan, boneka ataupun benda lain yang aman untuk dipegang bayi. Jika bayi sudah didudukan, ajaklah dia melihat ke arah buku atau benda yang dijadikan media dongeng.
- Jangan berharap bayi bisa betah berlama-lama mendengarkan tuturan kita. Hentikan sejenak ketika bayi menginginkan sesuatu hal atau perlakuan yang lain. Mendongenglah sewaktu mood bayi sedang bagus.
- Kita bisa bercerita tentang apa saja, tapi lebih baik cerita berasal dari hal-hal yang dekat dengan bayi seperti anggota keluarga, mainan kesukaannya, anggota tubuh, makanan ataupun binatang peliharaan.
- Tujuan mendongengi bayi adalah mengenalkan bunyi bahasa dan kemampuan berbahasa, mengenali diri sendiri dan emosi, mengenalkan benda dan jenis-jenis makhluk hidup, serta melatih kemampuan berkonsentrasi. Anak yang fokus lebih cepat memahami situasi, mempelajari dan melakukan sesuatu.
Mendongeng Untuk Balita
- Interaksi mendongeng bisa dilakukan dengan lebih luas dimulai dari usia 2 tahun karena diusia ini anak biasanya sudah bisa bicara, bertanya mengikuti gerakan si pencerita dan mencerna isi cerita.
- Kita boleh mengarang sendiri ceritanya asal dapat dimengerti oleh si anak dan bermanfaat untuknya. Perlihatkan gambar-gambar pada buku atau menggunakan alat peraga agar anak lebih tertarik mendengarkan dongeng kita.
- Jangan tergesa-gesa menceritakan dongengnya, ceritakan dengan perlahan dan jelas supaya anak bisa memahami serta menyerap isi dongeng tersebut. Intonasi suara yang membuat nyaman dia jangan sampai memainkan intonasi suara yang bisa menakutinya.
- Biarkan saja jika anak menyela dengan bertanya atau berkomentar. Hal itu baik berarti keingintahuannya besar dan dia menyukai apa yang diceritakan oleh kita.
- Usai bercerita, tanyakan tanggapannya dan hal-hal yang berkaitan dengan isi cerita. Beri apresiasi atas apapun jawaban anak. Kita bisa meminta dia menceritakannya kembali jika memungkinkan.
- Tonjolkan tokoh dengan karakter yang baik. Kalaupun ada karakter yang jahat, perilaku buruknya tidak perlu ditonjolkan untuk menghindari anak mengingat atau meniru perilaku dari tokoh jahat tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar